STOCKHOLM – Sebuah laporan militer Swedia menyimpulkan bahwa militer Rusia lebih siap dibandingkan dengan NATO untuk perang berskala besar. Padahal, belanja militer aliansi itu meningkat dan penyebaran pasukannya sudah jauh ke timur dan bahkan mendekati negara beruang merah.

Laporan itu diterbitkan Badan Penelitian Pertahanan (FOI) Swedia setelah menjalankan simulasi.

Baca juga: Tikam Ibu Kandung Lebih dari 200 Kali lalu Memenggalnya, Wanita Ini Dipenjara

Menurut laporan FOI, NATO memiliki kekurangan dalam kesiapannya—negara-negara anggotanya tidak cukup berlatih—, sementara pasukannya tersebar secara geografis dan memiliki kemampuan militer yang sangat berbeda. Semua itu, lanjut FOI, berarti bahwa Rusia memiliki keunggulan jika terjadi perang skala besar di lingkungan geopolitik terdekat Swedia.

Baca Juga:
  • Seorang Pengemudi di AS Gunakan SIM Palsu dengan Foto Presiden Duterte
  • 10 Tahun Konflik Suriah: Demo Berubah Jadi Perang hingga Assad Gagal Tumbang
  • Kapal Perang AS dan China Berkeliaran di Area yang Sama Dekat Taiwan

Kesimpulan ini dibuat terlepas dari jaminan kembali militer NATO kepada anggota lain dan relokasi kekuatan bersejarah ke Baltik dan Polandia, lebih dekat ke perbatasan Rusia, di antara keuntungan lainnya. Pergerakan pasukan NATO ke Timur dimulai oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan dilanjutkan oleh penggantinya; Donald Trump, meskipun pernyataan kritisnya tentang NATO yang disebutnya sudah usang.

“Jika waktunya singkat untuk persiapan pertahanan Barat, Rusia akan memiliki keuntungan yang jelas di daerah kami, terutama di lapangan,” kata Krister Pallin, manajer proyek untuk laporan tersebut, kepada penyiar SVT yang dilansir Sputniknews, Jumat (12/3/2021).

“Keuntungan itu bertahan lama, setidaknya sampai AS dapat tiba dengan pasukan darat yang lebih besar, yang membutuhkan setidaknya beberapa bulan,” ujarnya.

FOI menjalankan simulasi perang untuk menilai keseimbangan kekuatan militer NATO dan mitranya dalam kaitannya dengan Rusia. Ini termasuk simulasi serangan Rusia di Baltik melalui Belarusia. Senjata nuklir AS, Prancis, Inggris dan Rusia tidak digunakan dalam simulasi.