DAMASKUS – Sepuluh tahun dalam konflik Suriah , Presiden Bashar al-Assad selamat dari pemberontakan berdarah yang dimulai dengan protes damai pada Maret 2011. Dia menguasai banyak bagian negara, dibantu oleh kehadiran militer Rusia dan milisi Syiah Iran.

Turki yang bermusuhan masih menguasai sebagian besar wilayah di barat laut dan Amerika Serikat (AS) berada di timur laut, daerah penghasil minyak dan gandum utama. Tapi tantangan terbesar Assad sekarang adalah ekonomi.

Baca juga: Militer Swedia: Rusia Lebih Siap Dibandingkan NATO untuk Perang Skala Besar

Ketidakpuasan pascaperang terhadap korupsi, harga pangan yang melonjak, mata uang yang runtuh, pemadaman listrik yang memburuk dan kekurangan bensin telah memperburuk kesulitan bagi banyak keluarga yang kehilangan orang yang dicintai.

Baca Juga:
  • China, Rusia, Korut, dan Iran Bentuk Koalisi di PBB
  • Putin Sebut Kerusuhan Capitol AS ‘Jalan-jalan’
  • AS Bikin Rudal Nuklir Baru Rp1.440 Triliun, Para Pakar Ketir-ketir

Mengutip Reuters, Sabtu (13/3/2021), berikut ini adalah timeline [garis waktu] bagaimana konflik dimulai dengan protes damai pro-demokrasi, kemudian berkembang menjadi konflik multi-sisi yang menyedot kekuatan dunia, menewaskan ratusan ribu orang dan membuat jutaan lainnya mengungsi.

Baca juga: Rusia Bersiap Kerahkan Rudal Jelajah Kalibr di Pasifik, AS Cemas

Maret 2011
Protes besar pertama menentang kekuasaan Assad yang dimulai di Deraa di Suriah selatan menyebar ke seluruh negeri. Pasukan keamanan menanggapi dengan penangkapan dan penembakan.

Juni 2012
Kekuatan dunia bertemu di Jenewa dan menyepakati perlunya transisi politik, tetapi perpecahan tentang cara mencapainya akan menggagalkan upaya perdamaian yang disponsori PBB selama bertahun-tahun.